profil

Senin, 23 November 2009

Itu Ayahku

Ini bukan sekedar cerita, tapi adalah sebuah pengalaman hidup. Beliau lahir bukan dari keluarga yang bercukupan dan bukan dari keluarga terpandang. Hanya sebuah keluarga petani, makan pun seadanya, seragam pun hanya ia miliki beberapa, bahkan sepatu sekolah dia tak punya. Saat belajar hanya di terangi oleh lampu sentir (sebuah sumbu yang ditaruh dikaleng yang didalamnya ada minyak).


Walau hanya diterangi lampu seperti itu, beliau tetap semangat belajar dan tak ada kata lelah untuk belajar ataupun malas. Bayangkan jika keadaan itu masih kita rasakan, saat listrik belum masuk di daerah kita, apa yang kamu lakukan saat mau belajar. Apakah kalian tetap semangat belajar dalam keadaan seperti itu????


Saat kelulusan SMP, biasa setiap orang akan melanjutkan ke SMA. Tapi tidak untuk ayahku, beliau tidak memiliki banyak uang untuk melanjutkan sekolahnya. Bahkan ibunya, menyuruhnya berhenti sekolah dan bekerja di sawah membantu ibunya. Beliau berkata tidak, ia tak mau berhenti begitu saja.


Beliau merantau ke Jakarta untuk bekerja, setelah selama 3 tahun dan uang cukup untuk sekolah dia pulang ke kampung halamannya. Bahkan dari hasil bekerja di Jakarta, dia bisa membeli sebuah sepeda. Kepintaran akademiknya tidak diragukan lagi, dia termasuk siswa teladan.


Setelah lulus SMA, dia mencoba mencari suatu Universitas yang terdapat beasiswa. Tanpa sengaja om ku menemukan sebuah Koran yang sudah kotor dan robek, disitu tertulis bahwa ada sekolah ikatan dinas yang 100% tidak membayar. Beliau mencoba dan berharap dia bisa terima disana.


Dan apa yang terjadi, beliau berhasil menjadi mahasiswa disana. Setelah lulus dia langsung bekerja salah satu departemen pemerintahan. Setelah bekerja pun tak ada kata berhenti untuk belajar, dia tetap melanjutkan sekolahnya hingga jenjang S2. kalian tahu kurasa di jaman sekarang sudah jarang sekali yang memiliki semangat tinggi untuk belajar.


Bahkan kemajuan teknologi bukan dimanfaatkan untuk sarana belajar, padahal keadaan kita jauh lebih enak daripada keadaan tahun 70an. Apapun bisa kita dapatkan dengan mudah, tak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu. Dan sebagian anak hanya terus bisa meminta, tanpa tahu betapa susah ayah bekerja untuk bisa membahagiaan anaknya.


Ayahku adalah yang terbaik, darinya aku banyak belajar banyak hal, bahkan dia bukan sekedar ayah tapi seorang guru pertama ku yang mengajari tentang banyak hal. Darinya aku memiliki banyak pengetahuan, tak ada kata tidak menurutnya semua mungkin jika kita benar-benar mau berusaha. Jika orang lain bisa melakukannya kenapa kita tidak dan selagi kita masih bisa membantu orang lain, lakukan lah itu.


Ini hanya sepenggal pengalaman hidup seseorang betapa semangatnya untuk bersekolah & belajar dan orang tersebut adalah AYAH KU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar