profil

Minggu, 27 Mei 2012

tugas 3 - akuntansi internasional

Neraca Perdagangan Internasional

Sekilas Perdagangan Indonesia-Korea Selatan
Total Perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2011 mencapai USD 29,4 miliar dengan nilai ekspor sebesar USD 16,4 miliar dan impor sebesar USD 12,9 miliar, atau naik 44,93% dibandingkan total perdagangan pada 2010 sebesar USD 20,3 miliar. Tren total perdagangan kedua negara selama 5 (lima) tahun terakhir (2007-2011) positif sebesar 25,11%.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel sejak 2007 hingga 2011 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus perdagangan. Neraca perdagangan tahun 2011 surplus bagi Indonesia sebesar USD 3,4 miliar.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke Korsel antara lain coal; briquettes; copper ores; chemical wood pulp; natural rubber; balata; paper and paperboard; plywood; cotton yarn; coconut; palm kernel as well as manufactured products such as footwear; textiles and garments; and furniture.
Sementara, komoditi impor utama Indonesia dari Korsel adalah suitable for use solely; electronic application for line telephony; synthetic rubber; electronic integrated circuits; and other knitted or crocheted fabrics; woven fabrics of synthetic filament yarn; and polyacetals, other polyethers.
Di bidang investasi, Korsel merupakan investor terbesar keenam di Indonesia dengan nilai akumulasi investasi sebesar USD 3,35 miliar selama periode 10 tahun terakhir (2000-2010) dengan 1.400 proyek. Pada 2011, Korea menempati posisi investor terbesar kelima dengan realisasi investasi USD 1,2 milliar.
Investasi Korea meliputi sektor metal industry, machinery and electronics; chemical and pharmaceutical industry; textile, leather and garment industry; footwear; food industry; rubber and plastics industry; dan construction and telecommunication as well as transport equipment.
Analisisnya = terjadi kenaikkan surplus dengan korea selatan sebesar USD 3,4 miliar,, ini sangat menguntungkan bagi Indonesia
 

Neraca Perdagangan Indonesia-Aljazair Capai US$ 108.97 Ribu pada 2009

Hubungan bilateral perdagangan Indonesia–Aljazair cukup baik dan terus meningkat. Kondisi tersebut dilatarbelakangi masih tingginya kebutuhan masyarakat dan pangsa pasar dalam negeri Aljazair terhadap komoditas dan produk yang dihasilkan oleh mitranya dari luar negeri termasuk Indonesia. Bagaimana meningkatkan neraca perdagangan Indonesia? Oktafiani Herlina

            Jakarta–Neraca perdagangan Indonesia-Aljazair mencapai US$ 108,97 ribu pada 2009 dengan tren ekspor sebesar 17,56% pada periode 2005-2009. Sedangkan total nilai perdagangan antara kedua negara pada 2009 mencapai US$ 217,61 ribu, dengan nilai ekspor Indonesia ke Spanyol mencapai US$ 163,29 ribu dan impor Indonesia dari Spanyol sebesar US$ 54,32 ribu. Untuk meningkatkan neraca perdagangan, Indonesia ikut serta dalam  pameran Foire International d’Alger di Aljazair pada 2 sampai 7 Juni 2010 sebagai upaya untuk memperluas pasar Afrika khususnya Aljazair. Pameran ini menyajikan berbagai produk dari tujuh perusahaan Indonesia.
            Tujuh perusahaan tersebut antara lain, PT. International Chemical Industry (Battery), N & A Design (Moslem Wear for ladies), PT. Inti Jaringmas Fishing Net Industry (Fishing Net, Fishing Line),  PT. Multisrada Arah Sarana Tbk (Archilles, Corsa & Strada Car & Motorcycle Tyre), PT. Indofood Sukses Makmur (Processed Food), PT. Indobatt Industri Permai (Automotive battery) dan PT. Mayora Indah Tbk (Kopiko).
            Perusahan ini siap berkompetisi dan bersaing merebut pasar Afrika yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam memasuki pasar baru dan dapat meningkatkan citra produk Indonesia di pasar dunia khususnya Afrika bagian Utara khususnya Aljazair. “Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) pernah mengikuti secara aktif pada pameran ini sejak tahun 2002 s/d 2006. Hubungan bilateral perdagangan Indonesia–Aljazair cukup baik dan terus mengalami peningkatan. Kondisi tersebut dilatarbelakangi oleh masih tingginya kebutuhan masyarakat dan pangsa pasar dalam negeri Aljazair terhadap komoditas dan produk yang dihasilkan oleh mitranya dari luar negeri termasuk Indonesia. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi peningkatan ekspor Indonesia,” kata Kepala BPEN, Hesti Indah Kresnarini,dalam siaran persnya pada 4 Juni 2010, di Jakarta. 
            Jumlah peserta pameran ini terus meningkat setiap tahunnya, terutama perusahaan dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan tersebut memanfaatkan ajang yang internasional ini untuk mempromosikan produk mereka ke pasar Aljazair dan kalangan potensial buyers dari negara-negara sekitar Aljazair yang juga merupakan pasar yang potensial seperti Maroko, Tunisia, Libya dan Mesir. BPEN melakukan konsolidasi persiapan kegiatan di dalam dan luar negeri untuk memaksimalkan pameran. Untuk persiapan di luar negeri, BPEN melakukan kerjasama dengan KBRI di Aljazair. Kegiatan yang dilakukan oleh KBRI membantu menjembatani pihak organizer maupun kalangan dunia usaha di wilayah Aljazair serta memberikan informasi potential buyers kepada peserta pameran Indonesia.
 Analisisnya = hubungan bilateral antara kedua negara ini sangat baek sehingga mengakibatkan surplus bagi Indonesia

Ekonomi Afrika Selatan dan
Potensi Peningkatan Perdagangan dengan Indonesia
Afrika Selatan (Afsel) merupakan ekonomi terbesar di benua Afrika dengan GDP sebesar 25 persen dari total GDP Afrika.  Dari total produksi benua Afrika, Afsel menghasilkan 40 persen industri manufaktur, 45 persen industri pertambangan dan 50 persen listrik.   Ekonomi Afrika Selatan diikuti dengan Alger, Nigeria, Mesir dan Maroko.  Dalam jajaran dunia, laporan IMF 2006 menempatkan Afrika Selatan sebagai ekonomi menengah dengan ranking ke-29 setelah Denmark dan sebelum Irlandia dan Argentina. 
         Beberapa Indikator Penting
GDP 2006                                   : 255.155 miliar USD
GDP 2006 y-o-y                          : naik 5 persen
GDP Kuartal I 2007      y-o-y       : naik 4.7 persen
GDP/kapita 2006                         : 5.383 ribu USD
Jumlah Penduduk 2007                : 47.4 juta orang
Jumlah Pengangguran                  : 25.5 persen 
Inflasi bulan Mei 2007                  : 6.9 persen dibandingkan Mei 2006
Neraca Perdagangan                    : - 17.885 miliar USD (defisit)
Defisit Perdagangan/GDP              : 6 persen                   
Ekonomi Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan telah berlangsung selama 33 kuartal menandakan rekor pertumbuhan ekonomi yang terlama dicatat dalam sejarah Afrika Selatan.  Tiga tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi terjadi lebih cepat dengan rata-rata sebesar 5 persen.  Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Afsel hingga tahun 2010 dapat mencapai target pertumbuhan 6 persen per tahun. 
Perdagangan Luar Negeri
Total nilai perdagangan luar negeri Afrika Selatan pada triwulan pertama tahun 2007 sebesar 241.597 miliar Rand (34.513 miliar USD) atau naik 40.2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  Pada triwulan tersebut, ekspor tercatat sebesar 113.499 miliar Rand (16.214 miliar USD) dan impor sebesar 128.098 miliar Rand (18.299 miliar USD).  Sedangkan total perdagangan Afrika Selatan tahun 2006 adalah sebesar 861.568 miliar Rand (123.081 miliar USD) atau kenaikan sebanyak 26.13 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  Tahun yang sama ekspor sebesar 396.528 miliar Rand atau naik 19.6 persen dan
Adapun produk ekspor utama Afrika Selatan yaitu: 
·        batu permata,
·        besi dan baja,
·        bahan bakar mineral,
·        perlengkapan industri nuklir,
·        kendaraan bermotor,
·        biji besi dan aluminium,
·        alat mesin elektronik dan
·        buah-buahan. 
Sedangkan impor utama Afrika Selatan yaitu: 
·        perlengkapan industri nuklir,
·        bahan bakar minyak, 
·        kendaraan bermotor, 
·        alat mesin elektronik,
·        suku cadang kategori khusus untuk kendaraan bermotor,
·        alat ukur dan lensa optik khusus,
·        produk-produk terbuat dari plastik,
·        obat-obatan,
·        batu permata, dan 
·        besi.
Hubungan Bilateral Indonesia – Afrika Selatan
·        Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afrika Selatan pada triwulan pertama tahun 2007 adalah sebesar 1.276 miliar Rand (182,28 juta USD) atau naik sebesar 54.19 persen dibandingkan periode yang tahun sebelumnya.  Ekspor Afrika Selatan ke Indonesia sebesar 390.575 juta Rand (55.79 juta USD) atau naik 5.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (tabel 5).  Sedangkan ekspor Indonesia sebesar 885.947 juta Rand (126.56 juta USD) atau naik 17.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 
·        Nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan tahun 2006 adalah 4.492 miliar Rand (641 juta USD) atau kenaikan sebesar 16.5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.  Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia sebesar 3.005 miliar Rand (429 juta USD) atau naik 32.5 persen dibandingkan tahun sebelumnya (tabel 6).  Pangsa pasar Indonesia Ekspor Indonesia tahun 2006 adalah sebesar 0.65 persen dari seluruh impor Afrika Selatan.
·        Kegiatan perdagangan bilateral semenjak tahun 1992 hingga sekarang terus menerus meningkat. Semenjak tahun 1999 ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mengalami surplus dibandingkan ekspor produk Afrika Selatan ke Indonesia.  Ekspor Afrika Selatan juga mengalami peningkatan walaupun tidak setinggi Indonesia.  Neraca perdagangan sejak tahun 1999 lebih besar dan lebih menguntungkan pihak Indonesia.  Pada tahun 2006 terjadi peningkatan ekspor Indonesia yang cukup besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
 Adapun ekspor utama Afrika Selatan ke Indonesia yaitu:
·        pulp of wood,
·        produk mineral,
·        basemetal,
·        produk tekstil,
·        alat mesin elektronik,
·        produk sayur-sayuran,
·        produk kimia,
·        produk plastik,
·        kendaraan bermotor dan
·        produk terbuat dari batu-batuan/ceramik.
 Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan yaitu:
·        palm oil;
·        kendaraan bermotor,
·        produk terbuat dari plastik,
·        alat mesin elektronik,
·        pulp of wood,
·        produk tekstil,
·        produk terbuat dari batu, semen dan keramik,
·        suku cadang kategori khusus untuk kendaraan bermotor,
·        aneka produk manufaktur dan
·        produk kimia.
Strategi Penetrasi Pasar
·        Berkat perkembangan ekonomi yang positif dan didukung dengan infrastruktur modern serta pengusaan teknologi, pasar Afrika Selatan mempunyai potensi yang cukup besar untuk menyerap peningkatan produk-produk ekspor Indonesia. 
·        Sejak hadirnya pemerintahan demokratis pada tahun 1994, telah muncul kelas ekonomi menengah baru yang inovatif dan konsumtif.  Mereka umumnya berusaha di bidang jasa keuangan, konstruksi, properti, perhotelan, telekomunikasi dan bekerja pada perusahaan-perusahaan asing yang mempunyai perwakilan di Afsel. Mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan dan memiliki selera dan daya beli yang relatif tinggi.  Produk-produk buatan Indonesia sudah mulai dikenal oleh masyarakat namun perlu upaya-upaya yang lebih giat untuk memasarkannya.  Beberapa produk Indonesia sudah mulai dikenal karena mutunya yang baik.
·        Dalam rangka kejuaraan sepak bola dunia 2010, Afrika Selatan tengah giat melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, antara lain pembangunan infrastruktur jalanan, stadion sepak bola, perbaikan pelabuhan udara dan laut, penambahan pembangkit energi listrik dan kereta api cepat Gautrain yang menghubungi Johannesburg dengan kota-kota sekelilingnya.  Peningkatan pembangunan tersebut diikuti dengan pembangunan dan konstruksi perhotelan, perkantoran dan perumahan oleh pihak swasta. 
·        Dikaitkan dengan kejuaraan dunia sepak bola 2010, kebutuhan bahan bangunan dan tenaga kerja terampil serta profesional dirasakan semakin mendesak.  Di samping itu, kejuaraan 2010 membuka peluang untuk produk-produk suvenir, alat olahraga, dekorasi dan furniture hotel-hotel baru.
·        Penetrasi pasar Afrika Selatan juga berarti peluang produk Indonesia untuk dikenal lebih luas di negara-negara Afrika bagian selatan lainnya.  Afrika Selatan memiliki letak yang strategis di benua Afrika yang sekaligus berfungsi sebagai pintu masuk untuk kawasan Afrika bagian selatan, yaitu Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Anggola, Zambia dan Malawi.  Banyak perusahaan multi nasional dan lembaga keuangan internasional memiliki kantor perwakilan di Afrika Selatan untuk melancarkan kegiatan mereka di benua ini. 
·        Peluang khusus, yaitu terdapat sekitar 1.5 juta warga negara Afrika Selatan keturunan Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cape Malay.  Mereka umumnya tertarik untuk menggunakan produk buatan Indonesia.  Kesempatan ini dapat dimanfaatkan melalui Cape Malay untuk show-case produk-produk Indonesia.
·         Upaya mendekatkan diri dan penetrasi pasar juga bisa dilakukan melalui kehadiran pada pameran-pameran internasional dan kunjungan delegasi dagang ke Afrika Selatan.  Dari pengalaman beberapa kali misi pameran Indonesia ke Afrika Selatan, kiranya kunjungan misi dagang berikutnya lebih ditekankan pada pertemuan dan kegiatan temu usaha dengan para wholesalers atau kelompok usaha untuk memperluas peluang bisnis di antara kedua negara.
Hambatan dan Tantangan
·        Hambatan eksternal bagi masuknya produk Indonesia adalah kurangnya pemahaman kedua belah pihak akan potensi hubungan perdagangan dan investasi yang ada antara Afrika Selatan dengan Indonesia.  Masyarakat Afsel masih banyak yang miskin dan lebih mementingkan harga murah ketimbang kualitas.  Sebaliknya masyarakat kelompok penghasilan menengah ke atas sudah mulai melirik produk-produk yang bermutu dengan corak dan kemasan yang modern. 
·        Hambatan berikutnya adalah kecenderungan Pemerintah Afrika Selatan untuk melindungi industri dalam negeri dari serbuan produk-produk impor. Pemerintah Afrika Selatan mulai tahun 2007 memberikan kuota impor bagi produk-produk garmen asal China.  Hal ini dilakukan untuk membangkitkan kembali industri tekstil dan garmen dalam negeri yang telah berhenti produksi akibat masuknya impor garmen murah dari China.
·        Kebanyakan produk buatan Indonesia di pasar Afrika Selatan mengalami persaingan yang cukup ketat dengan hadirnya produk-produk serupa berasal dari China, Malaysia, Singapura, Thailand dan India. 
·        Hambatan internal yang datang dari pihak Indonesia sendiri, yaitu kualitas produk yang kerapkali tidak sesuai dengan pesanan.  Demikian juga kerap terjadi keterlambatan pengiriman dan pemutusan kontrak sepihak oleh pengusaha Indonesia.  Hambatan lainnya adalah masalah komunikasi dan pengusaha Indonesia belum banyak memanfaatkan komunikasi e-mail dan showcase produk mereka melalui internet.
·        Untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, pemerintah kedua negara telah membentuk Joint Trade Committee pada tanggal 23 Mei 2006 yang tugasnya adalah membahas dan meniadakan hambatan dan tantangan dalam hubungan perdagangan bilateral serta mencari peluang-peluang baru.  Untuk mefasilitasi perdagangan,  Bank Mandiri Indonesia dan Standard Bank South Africa telah menandatangani kerjasama MoU perbankan. Hal ini berarti pembayaran langsung transaksi perdagangan sudah bisa dilakukan.  Bank Mandiri juga melakukan kerjasama yang sama dengan First National Bank dan ABSA.
·        Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa pasar Afrika Selatan memberikan peluang yang cukup besar untuk meningkatnya masuk produk-produk buatan Indonesia.  Peluang tersebut juga dilirik oleh negara-negara pesaing Indonesia lainnya.  Peningkatan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan merupakan perkembangan yang positif dan perlu dipertahankan dengan lebih giat melakukan upaya-upaya terobosan.  Pihak konsumer Afrika Selatan masih melihat negara-negara produser besar seperti Jepang, China, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan India. 
·        Produk Indonesia yang sudah berada di pasar Afsel berpeluang besar untuk meningkat karena pangsa pasar yang diserap oleh produk-produk Indonesia masih relatif sangat kecil.  Selain itu, masih banyak produk-produk Indonesia yang belum dikenal di pasar seperti medicinal herbs, essential oils, jewelry, produk makanan, rempah-rempah, produk makanan, minuman dan alat-alat kesehatan.
·         Faktor hambatan yang kelihatannya lebih menonjol dalam upaya penetrasi pasar Afrika Selatan adalah pemahaman yang relatif belum baik atas potensi perdagangan bilateral Indonesia – Afrika Selatan.  Di pihak Indonesia, Afrika Selatan cenderung dipersepsikan sebagaimana negara Afrika lainnya yang belum berkembang dan miskin.  Perlu lebih banyak pengusaha-pengusaha Indonesia yang datang melihat langsung potensi dan peluang pasar di Afrika Selatan.  Sebaliknya,  pengusaha Afrika Selatan sudah mulai mengenal Indonesia sebagai destinasi turis internasional dan tempat sourcing untuk berbagai kebutuhan pasar dalam negeri.  Kunjungan turis maupun pelaku bisnis ke Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. 
·        Business-traveler ke Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.  KBRI mencatat ada cukup banyak orang yang melakukan kunjungan bisnis ke Indonesia beberapa kali dalam setahun.
Analisisnya= contoh yang ketiga dengan negara Afrika Selatan, juga menunjukkan terjadinya surplus bagi Indonesia,, ini bisa terjadi akibat hubungan bilateral yang cukup baik.

Senin, 02 April 2012

Tugas 2 - akuntansi internasional


Kasus L/C bank century
Misbakhun kembali membantah kalau perusahaannya, PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) melakukan impor fiktif seperti yang dituding Andi Arief, termasuk impor tidak terdaftar di Bea Cukai. “Ya memang tidak terdaftar. Wong saya jual di Hongkong,” katanya. Menurut Misbakhun, dia membelinya dari perusahaan pengeksport asing yang tujuannya tidak di Indonesia tapi Hongkong dan L/C untuk kondensat bukan gandum. Dia juga mengaku heran mengapa tuduhan L/C Fiktif itu dibeberkan oleh orang yang tidak paham soal L/C itu sendiri. Akibatnya, seolah-olah dirinya bersalah. (Rakyat Merdeka, 10/3/2010). Hasil audit investigasi BPK melambungkan nama PT. SPI. Perusahaan yang selama ini tak banyak dikenal itu kini menjadi sorotan, lantaran diduga menerima fasilitas kredit ekspor-impor dari Bank Century. Misbakhun pun lantas menjadi gunjingan lantaran perannya sebagai penggagas panitia angket Century di legislatif yang tentunya bertolak belakang dengan posisinya sebagai pemilik 90 persen saham PT SPI.

Pada tulisan saya sebelum ini, “L/C Fiktif atau Gagal Bayar?” Selain PT SPI yang menerima fasilitas utang dagang dari Bank Century sebesar 22,5 juta dolar AS, masih ada 9 debitor lainnya yang mendapatkan fasilitas serupa, yakni; PT Energy Quantum mendapatkan aliran dana Bank Century sebesar USD 19,999, PT Trio Irama USD 10,999 juta, , PT Petrobas Indonesia USD 4,3 juta , PT Sinar Central Sandang USD 26,5 juta , PT Citra Senantiasa Abadi USD 19,9 juta, PT Dwi Putra Mandiri USD 9,999 juta, PT Damar Kristal Mas USD 21,499 juta, dan PT Sakti Persada Raya USD 23,999 juta. Total senilai 178 juta dolar.

Mari kita tengok sejenak tentang istilah Letter of credit (L/C) yang belakangan mencuat. Mendadak jadi bahan obrolan di warung-warung kopi, pos Kamling, sampai di perkantoran. Padahal, modal pembayaran ini sudah biasa dipakai dalam mekanisme perdagangan internasional sebagai manifestasi dari kontrak dagang (sales contract) antara penjual dan pembeli. Sales contract sendiri adalah kesepakatan yang dibuat oleh penjual dan pembeli untuk melakukan jual beli barang atau jasa yang berisi butir-butir persyaratan yang mereka setujui.

L/C sendiri merupakan perjanjian yang diterbitkan oleh suatu bank (issuing/opening bank) yang bertindak atas permintaan nasabahnya (importir/ applicant/ accountee) untuk melakukan pembayaran atas dokumen ekspor-impor yang dikirimkan oleh penerima L/C (eksportir/ beneficiary). Namun syaratnya, dokumen yang dikirimkan eksportir itu harus sesuai dengan syarat dan kondisi yang sudah ditentukan dalam L/C (complying presentation). L/C diterbitkan oleh issuing bank sebagai “jaminan pembayaran kepada eksportir.” Karena itulah L/C disebut juga Documentary Credit (Kredit Berdokumen).

Singkatnya, L/C merupakan perjanjian yang diterbitkan oleh suatu bank (issuing/opening bank) yang bertindak atas permintaan nasabahnya (importir/ applicant/ accountee) untuk melakukan pembayaran atas dokumen ekspor-impor yang dikirimkan oleh penerima L/C (eksportir/ beneficiary). Jadi, dalam konteks transaksi jual-beli dilakukan dengan letter of credit (L/C) sebagai instrumen pembayarannya, dalam konteks ini, kita harus menempatkan posisi kita di sisi importir (PT SPI). Ini karena L/C dibuka oleh pihak importir (PT SPI). Dan tentu saja juga banknya applicant (issuing bank/opening bank), dalam hal ini adalah Bank Century.

solusinya :
tim audit harus lebih giat lagi untuk menangi kasus seperti ini, mengumpulkan bukti untuk memastikan apakah yang dia katakan benar atau tidaknya.

Senin, 19 Maret 2012

tugas 1 - akuntansi internasional


1.      Nona Sasya mendapat kiriman uang dari pamannya yang bekerja di Amerika Serikat sebesar US$1.000 dan kiriman kakaknya yang bekerja di Jepang sebesar ¥5.000. Kurs jual US$1 = Rp7.200,00 dan ¥1 = Rp240,00;  sedangkan kurs beli US$1  =  Rp7.000,00   dan ¥1  =  Rp250,00. Berapa  rupiah uang  yang akan diterima Nona Sasya?

2.      Jika Tuan Rudolfo memiliki uang rupiah sebesar Rp10.080.000,00, kemudian ia ingin menukarkannya dengan lima mata uang yang saudara pilih, berapa yang akan ia peroleh?

3.      Tn. Michael akan pergi ke lima negara (Disesuaikan dengan pemilihan mata uang negara masing-masing individu). Ia mempunyai uang sebesar Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Hari ini ia datang ke bursa valas untuk menukarkan uangnya (rupiah).


Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa valas adalah sebagai berikut.
Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing
Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing
Berapa yang diterima Tn. Michael dari bursa valas?

4.      Sepulang dari lima negara tersebut, Tn. Michael memiliki sisa uang sebanyak 1000 untuk masing-masing mata uang. Ia datang lagi ke bursa valas untuk menukarkan uang dolarnya dengan uang rupiah. Pada saat itu kurs yang berlaku di bursa sebagai berikut.
Kurs jual : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing
Kurs Beli : Tergantung pemilihan mata uang masing-masing
Berapa rupiah Tn. Michael akan menerima hasil penukaran di bursa valas tersebut?

Jawaban :

  1. Nona Sassya punya uang $ 1000 dan ingin di tukar ke rupiah jadi bank membeli US $ kepada nona sassya maka yang dipakai adalah kurs beli yaitu  US$ 1000,00 x 7000,00  = Rp 7000.000,00 Nona sassya punya uang ¥5.000, dan ingin ditukar ke rupiah jadi bank memebeli  ¥ kepada nona  sassya maka pakai kurs beli yaitu ¥5.000 x Rp 250,00 = Rp             1.250.000,00
Kurs mata uang asing tanggal 16 maret 2012

Mata uang
singkatan
kurs jual
kurs beli
Dolar Australia
AUD
9727.63
9626.95
Kroner Denmark
DKK
1623.7
1607.15
Korea won
KRW
8.20
8.12
Peso Philipina
PHP
215.26
212.97
Kroner Swedia
SEK
1357.57
1343.14





2.
Uang tuan Rudolfo
Kurs jual
Hasil
Rp 10.080.000
AUD (9727.63)
10.080.000/9727.63 = 1036.223623
Rp 10.080.000
DKK (1623.7)
10.080.000/1623.7   = 6208.043358
Rp 10.080.000
KRW (8.20)
10.080.000/8.20       = 1229268.293
Rp 10.080.000
PHP (215.26)
10.080.000/215.26   = 46827.09282
Rp 10.080.000
SEK(1357.57)
10.080.000/1357.57 = 7425.03149

3.
Uang tuan Michael
Kurs jual
Hasil
Rp 200.000.000
AUD (9727.63)
200.000.000/9727.63 =20559.99252
Rp 200.000.000
DKK (1623.7)
200.000.000/1623.7   = 123175.4634
Rp 200.000.000
KRW (8.20)
200.000.000/8.20       = 24390243.9
Rp 200.000.000
PHP (215.26)
200.000.000/215.26   = 929108.9845
Rp 200.000.000
SEK(1357.57)
200.000.000/1357.57 = 147322.0534

4. 
Uang tuan Michael
Kurs beli
Hasil
1000
9626.95
1000 x 9626.95 =9.626.950
1000
1607.15
1000 x 1607.15 = 1.607.150
1000
8.12
1000 x 8.12       = 8.120
1000
212.97
1000 x 212.97   = 212.970
1000
1343.14
1000 x 1343.14 = 1.343.140