profil

Minggu, 07 November 2010

Peningkatan suhu bumi

Dalam 100 tahun terakhir suhu bumi terlihat mulai ditentukan oleh peningkatan CO2 di atmosfer. Pada zaman pra-industri (sebelum tahun 1850) konsentrasi CO2 masih sekitar 290 ppm, sedang pada tahun 1990 konsentrasinya telah meningkat menjadi 353 ppm. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 Celsius telah dicatat. Dengan pola konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, maka diperkirakan pada tahun 2100 konsentrasi CO2 akan meningkat dua kali lipat dibanding zaman industri, yaitu sekitar 580 ppm. Dalam kondisi demikian berbagai model sirkulasi global memperkirakan peningkatan suhu bumi antara 1,7-4,5 Celsius. Peningkatan yang besar terjadi pada daerah lintang tinggi, sehingga akan menimbulkan berbagai perubahan lingkungan global yang terkait dengan pencairan es di kutub, distribusi vegetasi alami dan keanekaragaman hayati, produktivitas tanaman, distribusi hama dan penyakit tanaman dan manusia.


Kebanyakan organisme menular mungkin akan dapat bertahan hidup pada musim dingin sebagi cuaca yang biasanya mematikan mereka. Sementara musim panas yang lebih hangat dapat meningkatkan kerentanan tanaman dan hewan terhadap penyakit menular, khususnya pada makhluk dengan habitat di laut. Suhu terendah pada malam hari diperkirakan akan naik hingga sama dengan suhu tertinggi di siang hari dan suhu musim dingin akan menjadi lebih hangat dibanding musim panas. Manakala bumi menjadi makin panas, serangga akan menjadi pembawa penyakit dari daerah tropis ke tempat-tempat beriklim sedang.


Para ilmuwan mengingatkan serangan penyakit akan lebih hebat di kawasan iklim sedang. Setiap patogen yang dapat menyebarkan penyakit dari daerah tropis ke kawasan iklim sedang yang menjadi lebih hangat, akan memberikan dampak yang lebih besar dan melimpah pada makhluk yang rentan, mungkin termasuk pada manusia, kata Dobson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar