Suatu hari, saat Zeus sedang bertakhta di Olympos yang agung, Bunda Bumi datang kepadanya dan meramalkan:
“Dengarkan aku, Zeus sang Pelempar Halilintar. Kau telah melakukan kesalahan besar dan nasib buruk telah menantimu. Kau seharusnya tidak menikahi Metis, putri Okeanos yang berambut putih, walaupun ia sangat bijaksana. Kau akan mempunyai dua anak dari dewi laut itu. Yang pertama, Athena, yang akan menjadi dewi yang bijak, kuat, cantik dan penuh kasih. Tetapi kemudian akan lahir anak laki-laki yang akan melebihi kekuatanmu sendiri dan menentang para dewa. Perangainya berbeda dari Athena yang menuruti kehendakmu. Dan bila itu terjadi, kesengsaraan akan menimpamu, Putra Kronos! Kau akan dilemparkan dari puncak Olympos yang mulia ke dalam jurang Tartaros yang menganga, dan dari istanamu yang megah ke penjara bawah tanah yang gulita. Sementara penguasa dunia yang baru duduk di atas singgasanamu, kau akan terbelenggu rantai yang berat, tanpa harapan akan bebas.”
Tanpa membuang waktu, Zeus menemui Metis. Tanpa berkata apa-apa sang penguasa dunia menidurkan sang dewi dengan kata-kata manis. Lalu agar putra yang ditakutinya itu tidak akan pernah lahir, Zeus memeluk Metis dan memasukkannya ke dalam tubuhnya sendiri.
Dengan melakukan persatuan ini, Zeus berhasil menghindari nasib buruknya, tetapi hal-hal aneh mulai terjadi pada tubuhnya. Memang sudah waktunya bagi Metis untuk melahirkan putrinya.
Dan Zeus merasakan sakit kepala yang amat hebat. Dalam keputus asaannya karena tidak mampu menyembuhkan rasa sakit itu, Zeus memanggil Hephaistos dan memerintahkannya untuk membelah kepalanya. Hephaistos mengangkat palu godamnya yang berat dan mengayunkannya ke atas kepala ayahnya dan…
…cahaya yang menyilaukan menerangi seluruh Olympos. Dari kepala Zeus muncul Athena.
“Dari kepala bijak Zeus lahirlah sang dewi dengan pakaian perang gemerlap keemasan yang mempesona semua dewa yang menatapnya. Athena muncul secepat kilat dari kepala sang dewa dan berdiri dengan lembing terhunus di hadapan Zeus yang menjaga aegis: Olympos yang agung berguncang dahsyat akibat kekuatan sang dewi bermata abu-abu itu, dan Bumi berputar penuh kengerian, dan lautan bergejolak menghempaskan ombaknya, buih-buih ombak sekonyong-konyong berletupan: Putra Hyperion yang cemerlang (sang Matahari) menghentikan kereta yang ditarik kuda-kuda abadinya sesaat lamanya, sampai kemudian Pallas Athena yang perawan melepaskan pakaian perangnya dari bahunya yang mulia. Dan Zeus pun gembira menyambutnya.” *)
Seluruh dewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar