- Kata ‘eudemonisme’ berasal dari kata yunani ‘eudaimonia’ yang secara harafiah berarti : mempunyai roh pengawal (demon) yang baik, artinya mujur dan beruntung.
- Eudemonisme adalah menggambarkan perasaan senang terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan, sebagai akibat pengetahuan mengenai penyelarasan diri. Orang yang telah mencapai tingkatan ‘eudemonia’ mempunyai keinsyafan akan kepuasan yang sempurna tidak hanya jasmani, melainkan juga secara rohani. Pemahaman ini terjelma dalam sistem2 yang telah lanjut perkembangannya, namun juga sebagai keyakinan bahwa manusia hidup di dunia untuk berbahagia. Mereka mencari tujuan hidup pada keadaan2 yang terdapat dalam dirinya sendiri, yang tidak ia kuasai atau hanya sebagian kecil yang dikuasainya.
Menurut faham Eudemonisme : baik adalah jika tindakan yang
dilakukan sesuai dengan tujuannya. Buruk adalah jika tindakan yang dilakukan
menyimpang dari tujuannya. Semua tindakan manusia mempunyai tujuan namun tujuan
tersebut bukanlah tujuan akhir. Dari setiap tujuan tersebut ada tujuan yang
paling tinggi yaitu untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan inilah yang
merupakan tujuan akhir tindakan manusia.
Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar
tujuan. Dan tujuan manusia adalah kebahagiaan. Selanjutnya utilitarisme, yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan
kepentingan para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah ilahi atau
melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati
- Eudemonisme : pandangan etika normatif yang menganggap bahwa kebahagiaan sebagai satu-satunya yang baik demi dirinya sendiri. Adapun kebahagiaan (eudamonia) adalah keadaan dimana seluruh bakat,kemampuan, potensi, dimensi manusia sudah berekembang penuh atau paripurna.
- Kaidah eudamonisme : Bertindaklah sedemikian rupa sehinga engkau mencapai kebahagiaan yang sebesar mungkin. Manusia mencapai kebahagiaan menurut Aristoteles lewat theorea (merenungkan realitas secara mendalam) dan praksis (keterlibatan dalam hidup berpolis)
- Tanggapan atas teori etika pengembangan diri.
+ mengatasi hedonisme dengan menekan
pemenuhan berbagai kecakapan/dimensi yang plural
- kebahagian yang dicari-cari secara
obsesif akan jatuh ke dalam egoisme. Perspektif eudamonisme masih berpuat pada
kebahagiaan diri sendiri.
- Orang lain belum dianggap sebagai person
yang merupakan tujuan pada dirinya sendiri, melainkan hanya sarana untuk/sejauh
membantu mencapai tujuan kebahagiaanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar